Ketidakpastian Internasional 2025

Tesis dari pidato di konferensi “Ketidakpastian Internasional 2025” di Institut Hubungan Internasional Negeri Moskow.

Dalam tatanan dunia saat ini, terdapat beberapa tingkat ketidakpastian (indeterminasi):

1) Ketidakpastian Transisi Fase dari Unipolaritas ke Multipolaritas

Mustahil untuk menyatakan secara pasti apakah kita sudah berada di dunia multipolar atau masih dalam dunia unipolar.  Noch nicht  (“belum”) karya Heidegger menimbulkan pertanyaan filosofis yang tajam di sini.

Multipolaritas tengah meningkat, sementara unipolaritas tengah menurun — tetapi penderitaannya dapat berakibat fatal.

Serangan-serangan yang putus asa dan, di beberapa tempat, berhasil oleh para globalis terhadap Rusia — Ukraina, Georgia, Moldova, Rumania, Suriah — menunjukkan bahwa unipolaritas tidak dapat diabaikan. Naga globalisme terluka parah tetapi masih hidup.

Dalam hubungan internasional, bipolaritas dikonseptualisasikan oleh Kenneth Waltz. Bahkan setelah runtuhnya Uni Soviet, ia menganggap Cina sebagai kutub kedua. Unipolaritas dibahas oleh Robert Gilpin. Sementara itu, multipolaritas telah diuraikan oleh Samuel Huntington dan Fabio Petito.

2) Ketidakpastian dalam Deskripsi Teoritis Multipolaritas

Apa yang dimaksud dengan "kutub"? Apakah itu negara berdaulat (seperti dalam sistem Westphalia dan realisme klasik)? Atau apakah itu sebuah peradaban? Jika yang terakhir, apa status politik dari konsep budaya-agama seperti itu?

Jawaban terbaik diberikan oleh pakar hubungan internasional Tiongkok Zhang Weiwei, yang memperkenalkan konsep negara beradab. Presiden Putin dan Menteri Luar Negeri Rusia Lavrov menggunakan konsep ini.

Negara peradaban adalah suatu peradaban (dengan sistem nilai-nilai tradisional yang berkembang dan identitas yang khas) yang terorganisasi sebagai negara adidaya, yang menarik konstelasi masyarakat dan negara yang berbagi paradigma peradaban yang sama.

Namun, saat ini, di bawah istilah “kutub” atau “pusat” (dalam kasus polisentrisme), makna yang berbeda hidup berdampingan — mulai dari sekadar negara yang besar dan independen, hingga peradaban (yang tidak terintegrasi secara politik), hingga negara-negara peradaban yang sepenuhnya terwujud. Saat ini, hanya ada empat negara peradaban yang lengkap:

Barat kolektif (tanah NATO),

Rusia,

Cina,

India.

Masih banyak lagi peradaban lainnya: selain keempat peradaban yang disebutkan di atas, kita juga memiliki peradaban Islam, Afrika, dan Amerika Latin. Peradaban-peradaban ini belum terintegrasi menjadi negara-negara adidaya.

Sementara itu, Barat sendiri mungkin terbagi menjadi Amerika Utara dan Eropa. Peradaban Buddha juga mungkin muncul.

Ketidakpastian konseptual ini, dipadukan dengan keterbukaan proses transformasi peradaban dan negara menjadi negara-peradaban, diperparah oleh masalah batas wilayah.

Perbatasan adalah zona tempat dua atau lebih peradaban saling tumpang tindih, dengan atau tanpa kehadiran negara berdaulat berskala kecil. Perbatasan ini merupakan elemen penting dalam pengembangan Teori Dunia Multipolar dan termasuk dalam ketidakpastian kedua.

3) Ketidakpastian Ketiga: Trump dan Strateginya

Trump tidak mungkin menerima multipolaritas; ia adalah pendukung hegemoni Amerika. Namun, ia memandang hegemoni ini secara radikal berbeda dari kaum globalis yang telah mendominasi kekuatan AS selama beberapa dekade terakhir (terlepas dari apakah mereka Demokrat atau Republik).

Kaum globalis menyamakan dominasi militer-politik dan superioritas ekonomi dengan ideologi liberal yang berpusat pada penerapan nilai-nilai anti-tradisional secara global (termasuk di AS). Bagi mereka, hegemoni bukanlah dominasi suatu negara, melainkan dominasi sistem ideologi liberal internasional.

Sebaliknya, Trump percaya bahwa kepentingan nasional harus didahulukan, yang berakar pada nilai-nilai tradisional Amerika. Dengan kata lain, ini adalah hegemoni konservatif kanan, yang secara ideologis bertentangan dengan pendekatan liberal kiri (Clinton, Bush Jr., Obama, Biden).

Masih belum jelas bagaimana Trumpisme akan terwujud dalam hubungan internasional. Trumpisme dapat secara objektif mempercepat transisi menuju multipolaritas, atau justru memperlambatnya.

Kesimpulan

Pada tahun 2025, kita akan menghadapi ketiga ketidakpastian tersebut secara bersamaan. Oleh karena itu, penting untuk menetapkan istilah “ketidakpastian” sebagai konsep yang independen dan memiliki banyak aspek — konsep yang penting untuk memahami proses global dengan benar.

Diterjemahkan langsung oleh Karaamath Baabullah